banner 728x250

Pemkab Butur Bersama Pengurus Masjid At-Taqwa Peringati Nuzul Qur’an

  • Bagikan
Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah, saat menyampaikan sambutan pada peringatan Nuzulul Qur'an. (Foto: Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Buton Utara)

LENSASULTRA.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan pengurus (takmir) serta jemaah Masjid Agung At-Taqwa, Kecamatan Kulisusu menyelenggarakan acara peringatan Nuzul Qur’an, 17 Ramadhan 1444 H / 2023 M. Kegiatan ini berlangsung di halaman Masjid At Taqwa, Jumat (7/4).

Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah, bersama Wakil Bupati Ahali, dan Sekretaris Daerah Muhammad Hardhy Muslim, hadir acara bernuansa religi tersebut.

Turut hadir pula jajaran Forkopimda Butur, para Staf Ahli Bupati dan Asisten Setda, para kepala OPD dan instansi vertikal, para camat dan kepala desa/lurah, BKMT, PKK, tokoh masyarakat serta jemaah masjid setempat.

Ridwan Zakariah dalam sambutannya menjelaskan peringatan Nuzul Qur’an bukan hanya sekadar simbol memperingati turunnya kitab suci Al-Qur’an saja. Lebih dari itu, dapat menjadi momentum untuk dijadikan sebagai media pembelajaran yang bisa dipetik hikmahnya, mengingat begitu banyak pesan dan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Fungsi Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, bila dipahami kandungannya mengalirkan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur, menebarkan keteduhan, ketentraman dan menciptakan kedamaian.

Oleh karenanya, Ridwan berharap, dengan adanya peringatan Nuzulul Qur’an ini, seluruh umat muslim dapat lebih menghayati dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an.

“Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai dasar pedoman hidup. Keimanan, ketaqwaan, kepedulian, ketaatan, kebersamaan dan persatuan umat merupakan bagian dari isi kandungan Al-Qur’an yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Bupati Butur dua periode itu juga mengimbau sekaligus mengajak masyarakat ‘Lipu Tinadeakono Sara’ agar tidak terpengaruh terhadap paham-paham yang dapat memecah belah persatuan.

Foto: Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Buton Utara

“Mari kita saling menghormati dan menghargai keberagaman suku, agama, ras maupun golongan. Janganlah dipandang perbedaan itu sebagai jurang pemisah, tetapi kita jadikan perbedaan tersebut sebagai alat perekat untuk membangun persatuan dan kesatuan,” tuturnya.

“Melalui kebersamaan, persatuan dan persaudaraan yang kokoh, kita wujudkan pembangunan Buton Utara yang Maju, Adil dan Sejahtera, dengan tagline “Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat dan bersaudara kita rukun,” kata Ridwan menambahkan.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Buton Utara, La Rija dalam acara tersebut memberikan tausiah tentang sejarah Nuzulul Qur’an atau peristiwa turunnya Al-Qur’an.

La Rija menceritakan mengenai sejarah Nuzulul Qur’an atau peristiwa turunnya Al-Qur’an, pada zaman Nabi Muhammad SAW. Di mana, pada saat itu manusia masih berada pada zaman kegelapan (jahiliah).

Menurutnya, mindset atau pola pikir di zaman jahilia tidak ada yang baik. Di zaman itu belum ada petunjuk, di mana penduduk Mekkah kala itu berada dalam ketidaktahuan (kebodohan). Ketidaktahuan pada masa jahiliyah ini, lanjutnya, karena belum ada petunjuk ilahi.

Dari gambaran tersebut, sehingga Rasulullah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu lima ayat dari Surah Al-Alaq, wahyu untuk pertama kalinya melalui malaikat Jibril, di Gua Hira. (Adv)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *