LENSASULTRA.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buton Utara (Butur) menjadi salah satu gerbang aspirasi rakyat. Berbagai usulan maupun keluh kesah masyarakat diserap dan ditampung untuk selanjutnya disuarakan di parlemen.
Salah satu cara DPRD menampung aspirasi rakyat dengan intens turun lapangan hingga ke pelosok, menyapa dan menjemput berbagai usulan dan keluhan masyarakat.
Baru-baru ini, seperti yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Butur, Ahmad Afif Darfin bersama Ketua Komisi II Rahman dan Wakil Ketua Komisi II Fatriah. Tiga wakil rakyat ini turun langsung ke lokasi pertanian menemui petani jagung kuning di Desa Wacu La’ea Kecamatan Kulisusu, pada Agustus 2022 lalu, untuk mendengar langsung apa yang dikeluhkan oleh para petani jagung kuning ini.
Di sisi lain, akses menuju ke lokasi penanaman jagung kuning sangat butuh perjuangan, namun para anggota dewan bersama Kepala Dinas Pertanian Butur, Yusuf, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Butur Bahtiar, tidak menyurutkan semangat untuk sampai di lokasi, sebab rombongan harus berjalan kaki melintasi jalan berbukit, kurang lebih tujuh kilometer (Km) dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, dan kondisi jalan yang sangat berlumpur.
Kondisi ini cukup memantik perhatian para legislator dan dinas terkait yang datang berkunjung. Sebab proses pengangkutan hasil panen petani nanti akan sangat sulit, karena kondisi jalan yang sangat berlumpur.
Wakil Ketua DPRD Butur, Ahmad Afif Darvin, memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tersebut. Sebagai wakil rakyat, ia bertekad untuk menyuarakan aspirasi yang didapat, utamanya petani jagung kuning yang kendalanya sudah ia saksikan langsung di lapangan.
Jagung kuning memang cukup potensial untuk dikembangkan di daerah Butur. Selain punya tanah yang subur, masih terdapat banyak lahan tidur atau belum dimanfaatkan. Pembelinya pun sudah siap menampung hasil panen petani.
“Tugas kami di DPRD memang untuk mendorong bagaimana kesejahteraan para petani, apa lagi hari ini saya sangat apresiasi sudah berbuat tanpa bantuan pemerintah, sampai pinjam uang,” ujar Ahmad Afif Darvin.
Pada pembahasan anggaran di legislatif, Afif berkomitmen memperjuangkan kebutuhan para petani jagung kuning, utamanya akses menuju lahan pertanian. Dukungan anggaran ataupun program menyangkut petani jagung kuning sangat penting baginya.
“Seperti infrastruktur jalan. Karena pada akhirnya, kendala saya liat, setelah habis panen harus dipikul sampai di kampung. Kalau sudah masuk jalan kan sudah enak, ada mi mobil yang masuk untuk bawa ke desa,” jelas Politisi PDI Perjuangan itu.
Hal yang sama diungkapkan, Ketua Komisi II DPRD Butur, Rahman. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga berkomitmen memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan para petani jagung kuning, terutama terkait infrastuktur jalan menuju lahan petani.
Kunjungan para anggota DPRD bersama pemerintah derah menjadi angin segar bagi para petani jagung kuning di desa setempat. Dengan harapan, sulitnya akses transportasi yang selama ini menjadi kendala bisa segera teratasi.
“Kami sangat bermohon kepada DPRD supaya di pembahasan itu diprioritaskan untuk petani,” ujar Yusman, salah satu petani jagung kuning di Desa Wacu Laea.
Yusman mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, terdapat sekitar 27 hektare (ha) lahan kebun jagung kuning yang siap dipanen. Selain itu, masih ada pula lahan yang siap ditanami kurang lebih 80 hektare.
Pengembangan jagung kuning merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Aksi penanaman dan pembukaan lahan mulai gencar dilakukan setelah kunjungan studi tiru rombongan Pemkab Butur di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), terkait manajemen pengembangan jagung kuning, pada Maret 2022 lalu. (Adv)