LENSASULTRA.COM-Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dinas Pekarjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton Utara (Butur) terus berupaya melakukan pelayanan dalam meningkatkan kualitas air bersih
Kepala UPTD SPAM Dinas PUPR Buton Utara, Muhammad Irvan Ridha Malik, mengatakan berdasarkan data base sebanyak 1.300 pelanggan yang tersebar di 12 zona, yakni Kalibu, Loji, Bangkudu, Kodim 1429 Buton Utara, Griya membuku, Perumnas, Lakonea, Linsowu, Mina-minanga, Lemo, BBJ, dan Wandaka
Dan yang paling terpenting dalam pengelolaan air bersih yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
“Yang terpenting itu, dengan segala kekurangannya kami disini, setiap ada kendala tehnis kita sigap dalam memberikan layanan kepada konsumen biar itu tanggal merah,”kata Irvan Ridha Malik, saat di temui di Kantor UPTD SPAM Butur, Minggu 1 Juni 2025.
Disisi lain, Irvan menjelaskan di daerah sumber mata air perlu di jaga dan dirawat, butuh banyak tangan yang baik untuk memastikan air mengalir sampai jauh.
“Jadi kita itu dari mata air itu gravitasi ke bak atau reserver kabatengka, kemudian di gravitasi lagi ke reserver kabatengka, selanjutnya di gravitasi lagi ke reserver wapala, kemudian di gravitasi lagi ke reserver Sor, selanjutnya di salurkan ke 12 zona tadi,”ungkapnya.
Irvan menambahkan, terkait untuk penarikan retribusi pelanggan pihaknya masih melakukan sosialisasi kepada pelanggan, sebab ada kontrak yang harus disepakati dari pihak pelanggan maupun pihak UPTD SPAM Butur.
“Terkait untuk penarikan retribusi belum kita lakukan masih tahap sosialisasi, tapi langkah-langkah menuju kesana itu kami sudah lakukan, sebab ada perjanjian kontrak dari pihak pertama dan pihak kedua, karena disini ada hak dan kewajibannya masing-masing, bahkan ada hak dan kewajibannya UPTD SPAM sebagai pengelola,”ungkapnya.
Selain itu, yang menjadi masalah selanjutnya ini kalau hujan debit airnya banyak tapi keruh, kenapa dia keruh kata Irvan, disebabkan deforestasi hutan, jika di musim kemarau debit airnya berkurang makanya di butuhkan instalasi pengelolaan air.
“Jadi kita itu terkendala karena kita punya instalasi pengelolaan air, jadi kita tunggu jernih-jernih dulu baru kita dorong, kadang juga kalau terlanjur teraliri yang reserver kabatengka kita bersihkan endapan lumpurnya, ada waktu tertentu yang harus kita bersihkan,” pungkasnya. (Adv)